Jumat, 25 April 2014

Obat Gangguan Sistem Pencernaan dan Obat Susunan Saraf Pusat

Obat Gangguan sistem pencernaan
a.) Antasida dan anti ulcer : obat yang digunakan untuk menetralisir atau mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbulnya tukak lambung atau sakit maag. Contoh Obat : Antasida , Ranitidin
b.) Digestiva : obat obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus pertama pada keadaan difesiensi zat pembantu pencernaan. Contoh obat : pancreatic lipase, amylase-protease dan pancreatic , bromelin, empedu
c.) Antidiare : Obat obat yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri/ kuman virus cacing atau keracunan makanan. gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan, kadang disertai darah/ lendiri. Contoh obat : Olarit / Oral rehydration salt , kaolin pectin
d.) Pencahar (Laxativa) : Obat-Obat atau Zat-zat yang dapat mempercepat peristatik usus sehingga mempermudah/melancarkan BAB. penggunaan pencahar pada anak anak harus dihindari kecuali diresepkan dokter. Contoh obat : Bisakodil, laclulose
e.) Antipasmodik : Obat-obat atau zat-zat  yg digunakan untuk melawan kejang kejang otot yang sering mengakibatkan nyeri perut  (saluran pencernaan) . Meskipun dapat mengurangi spasme usus tapi penggunaannya dalam sindrom usus pencernaan sebagai obat tambahan saja . Contoh obat : Papaverin HCL, Atropin Sulfat.
f.)Kolagoga : zat atau obat yg digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi disaluran atau kandung empedu. Faktor pencetusnya meliputi niperkolesterolemia , penyumbatan disaluran empedu dan radang saluran empedu. Contoh Obat : Asam kenodeoksikolat , Asam Ursodeoksikolat
g.) Hepato Protector (protaktor hati) : obat obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi , meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia penyakit kuning atau dalam penyaringan lemak oleh hati . Contoh Obat : Asam asam amino , Curcuma

Obat Susunan Saraf Pusat
a. Analgetika
  •  Analgetika / Antipyretika
 analgetika adalah obat obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit, kepala nyeri otot, nyeri sendi dan nyeri lain seperti nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dll sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgenetika ternyata memiliki efek  antipiretik (yaitu mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam) dan efek anti inflamasi (yaitu mampu mengobati radang sendi / arthritis rheumatcid termasuk gout/kelebihan asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkalan dan timbul rasa nyeri)
asam asilisilat , paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang tetapi nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik narkotik. Contoh Obat : Acetosal , Parasetamol , Asam mefenamat , Antalgin , Tramadol
  •  Analgetika Anti Radang
adalah zat atau obat yang berkhasiat analgetika anti piretika serta anti radang (antiflogistik) dan sering kali digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rematik. Contoh Obat : Diklofenat , Piroksikani , Fenibutalazon, Ibuprofen , Indomethacin , Nimesulid

b.Antiemetika / AntiVertigo
obat-obat yang digunakan untuk mengurangi , menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu gejala maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya.
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan :
-Mabuk Jalan, Mabuk Kehamilan , Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan radiasi atau obat2 sitostika
Anti Vertigo adalah obat yg digunakan untuk mengatasi ganguan pada sistem keseimbangan dalam labirim pada sistem saraf diotak yang disebabkan kelainan vestibuler. Contoh Obat : Ditenhidramin Teoklat , Betahistine Mesylate , Metoclopramide , Hyoscine HBr , Klorpromazin HCL , Domperidone , Pyrathiazine Theoclate + Vit b6 , Ondansentron.

c. Antiepilepsi
Gangguan saraf yang timbul secara tiba tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab Epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang cepat,mendadak, dan berlebihan pada neuron neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka diotak (abses,tumor,arteriosklerosis) keracunan timah hitam dan pengaruh obat obat tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi. Contoh Obat :Feniton natrium, Karbamazepin , Klonazepam

d. Psikofarmaka 
Obat obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral/pusat dengan mempengaruhi fungsi psikis dan proses2 mental
Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :
-Obat yang menekan fungsi psikis  (Neuroleptika , Ataraktika/anksiolitika
-Obat yang menstimulsi fungsi psikis (anti depresia,psikomulansia) 
Obat yang mengacaukan fungsi mental
Contoh Obat :- Mayor Tranquillizer: Flufenazin hidroklorida , Haloperidol , Klorpromazin HCl
-Minor tranqulizer :Klordiazepaksida HCl, Lorazepam , Diazepam, Clobazam , Bromazepam
-Antidepresiva: Meprotillin, Imipramina HCl, Fluoxetina HCl

e. Hipnotika-Sedativa
Hipnotika : obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi kehilangan faal / tubuh normal untuk mempermudah dan atau menyebabkan tidur. 
Sedativa: Obat yang menimbulkan depresi ringan susunan saraf sentral tanpa menyebabkan tidur (obat pereda) Contoh Obat: Ntrazepam, Estazolam, Triazolam

f.Anestetika
obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacam macam tindakan operasi.
-Anestetika Lokal: dapat menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran
-Anestetika Umum: menghilangkan rasa sakit disertai hilangnya kesadaran
Contoh Obat : Anestetika Lokal : Lidokain HCl, Prokaina HCl
Anestetika Umum : Diaerhyl Aether, Ketamin Hidroklorida, Tiopental Natrium , Enliurane, Halothanum

g. Anti Parkinson 
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson yang ditandai dengan gejala tumor, kaku otot, gangguan gaya berjalan gangguan kognitif perssepsi dan daya ingat. Contoh : Trihexyphenidyl HCl, Levodopa + Benserazid HCl , Bromo
criptine Mesilate, Selegiline HCl



1. antiflogistik adalah zat yg cenderung mengurangi peradangan 2. Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil dan 10 % tidak berhasil. 3. Vertigo adalah perasaan berputar atau bergoyang sebagai akibat terganggunya keseimbangan 4. Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga.. Gangguan keseimbangan adalah gangguan yang menyebabkan seseorang merasa goyah, pusing, pening, atau memiliki sensasi gerakan, berputar atau mengambang. 5. Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di suatu tempat di dalam tubuh 6. Aterosklerosis adalah radang pada pembuluh darah manusia yang disebabkan penumpukan plak ateromatus. 7. Konvulsi (bahasa Inggris: convulsion) atau lebih umum dikenal dengan kejang adalah suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali 8. Fisiologi (faal tubuh) Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh. 9. Tremor adalah gerakan otot ritmis bolak-balik yang tidak disengaja pada satu atau lebih bagian tubuh. 10. Persepsi : merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. 11. Insufisiensi berarti ketidakmampuan untuk menjalankan fungsinya secara memadai. Misalnya, insufisiensi jantung terjadi ketika jantung tidak berhasil memompa darah secara memadai ke seluruh tubuh; insufisiensi ginjal terjadi ketika ginjal tidak bisa menyaring secara sempurna zat limbah dan zat yang perlu didaur ulang tubuh. Kadang-kadang, istilah insufisiensi saling menggantikan dengan kata “gagal”, seperti dalam contoh di atas, gagal jantung dan gagal ginjal. 12. Rematik merupakan penyakit yang menyerang bagian tubuh pada anggota gerak, seperti pada sendi, otot, tulang dan jaringan sekitar sendi. 13. Kognitif merupakan pusat penerimaan informasi, pusat mengingat informasi yang telah diperoleh dan disimpan dalam memori, juga merupakan perencanaan seseorang dalam membuat keputusan sesuatu juga dalam hal menyampaikan informasi yang kemudian dilakukan dengan aktivitas proses persepsi serta tata cara penyusunan bahasa kata-kata maka hal ini disebut dengan proses

Senin, 21 April 2014

Sediaan Larutan

Menurut  Farmakope  Indonesia  Edisi  IV,  larutan  adalah  sediaan  cair  yang  mengandung  satu  atau  lebih  zat  kimia  terlarut, misalnya : terdispersi  secara  molekuler  dalam  pelarut  yang  sesuai  atau  campuran  pelarut  yang  saling  bercampur.
Karena  molekul-molekul  dalam  pelarut  terdispersi  secara  merata, maka  penggunaan larutan  sebagai  bentuk  sediaan, umumnya  memberikan  jaminan  keseragaman  dosis  dan memiliki  ketelitian  yang  baik  jika  larutan  diencerkan  atau  dicampur.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1.   Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2.  Larutan  pekat, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3.  Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4.   Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di  dalam  air  pada  temperatur  tertentu.
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solut. Solvent yang biasa dipakai :
1.  Air, untuk macam-macam garam.
2.  Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
3.  Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
4.  Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
5.  Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
6.  Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan klorbutanol.
7.  Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
          Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kelarutan :
1.  Sifat dari solut dan solven
2.  Cosolvensi
3.  Kelarutan
4.  Temperatur
5.  Salting  Out
6.  Salting  In
7.  Pembentukan  Kompleks
   Macam-macam  sediaan   larutan  obat
Bentuk  sediaan  larutan  berdasarkan  cara  pemberiannya  dibedakan  atas :
Larutan  oral  yaitu  sediaan  cair  yang  dibuat  untuk  pemberian  oral, mengandung  satu atau  lebih  zat  dengan  atau  tanpa  bahan  pengaroma, pemanis  atau  pewarna  yang  larut dalam  air  atau  campuran  cosolven-air.
1.       Potiones (obat minum)
Adalah solutio  yang  dimaksudkan  untuk  pemakaian  dalam ( peroral ). Selain  berbentuk larutan  potio  dapat  juga  berbentuk  emulsi  atau  suspensi.
2.       Sirup


Ada  3  macam  sirup  yaitu :
a.  Sirup  simpleks,  mengandung  65 %  gula  dalam  larutan  nipagin  0,25 %  b/v.
b.  Sirup obat,  mengandung  satu  atau  lebih  jenis  obat  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan  digunakan  untuk  pengobatan.
c.  Sirup  pewangi,  tidak  mengandung  obat  tetapi  mengandung  zat  pewangi  atau penyedap  lain. Penambahan  sirup  ini  bertujuan  untuk  menutup  rasa  atau  bau  obat yang  tidak  enak.
3.  Elixir
Adalah  sediaan larutan  yang  mengandung  bahan  obat  dan  bahan  tambahan  ( pemanis, pengawet, pewarna  dan  pewangi ) sehingga  memiliki  bau  dan  rasa  yang  sedap  dan sebagai  pelarut  digunakan  campuran  air – etanol.
Di sini  etanol  berfungsi  mempertinggi kelarutan  obat  pada  elixir  dapat  pula  ditambahkan gliserol, sorbitol  atau  propilenglikol. Sedangkan  untuk pengganti  gula  bisa digunakan  sirup  gula.
4.  Netralisasi,  saturatio  dan  potio  effervescent.
a. Netralisasi  adalah  obat  minum  yang  dibuat  dengan  mencampurkan  bagian  asam  dan  bagian  basa  sampai  reaksi  selesai  dan  larutan  bersifat  netral. Contohnya : solutio  citratis  magnesici,  amygdalas  ammonicus.
b. Saturatio  adalah  Obat  minum  yang  dibuat  dengan  mereaksikan  asam  dengan  basa tetapi  gas  yang  terjadi  ditahan  dalam  wadah  sehingga  larutan  jenuh  dengan  gas.
c.  Potio  effervescent  adalah  Saturatio  yang  CO2 nya lewat  jenuh.


5.  Guttae ( drops )
Guttae / obat  tetes  adalah  sediaan  cair  berupa  larutan,  emulsi  atau  suspensi,  apabila tidak  dinyatakan  lain  maka  dimaksudkan  untuk  obat  dalam.
6.  Dan  lain-lain
Larutan  topikal
Larutan  topikal  adalah  larutan  yang  biasanya  mengandung  air  tetapi  seringkali  juga pelarut  lain, misalnya  etanol  untuk  penggunaan  topikal  pada  kulit  dan  untuk  penggunaan topikal  pada  mukosa  mulut.  Larutan  topikal  yang  berupa  suspensi  disebut  lotio. Sediaan-sediaan  termasuk  larutan  topikal :
1.      Collyrium
Adalah  sediaan  berupa  larutan  steril, jernih, bebas  pirogen, isotonis, digunakan  untuk membersihkan  mata. Dapat  ditambahkan  zat  dapar  dan  zat  pengawet.
2.       Guttae  Ophthalmicae
Tetes  mata  adalah  larutan  steril  bebas  partikel  asing  merupakan  sediaan  yang  dibuat dan  dikemas  sedemikian  rupa  hingga  sesuai  digunakan  pada  mata. Tetes  mata  juga tersedia  dalam  bentuk  suspensi, partikel  halus  dalam  bentuk  termikronisasi  agar  tidak menimbulkan  iritasi  atau  goresan  pada  kornea.
3.       Gargarisma
Gargarisma / obat  kumur  mulut  adalah  sediaan  berupa  larutan  umumnya  dalam keadaan  pekat  yang  harus  diencerkan  dahulu  sebelum  digunakan. Dimaksudkan  untuk digunakan  sebagai  pencegahan  atau  pengobatan  infeksi  tenggorokan. Contohnya : Betadin  gargle.

4.       Guttae  Oris
Tetes  mulut  adalah  Obat  tetes  yang  digunakan  untuk  mulut  dengan  cara mengencerkan  lebih  dahulu  dengan  air  untuk  dikumur-kumur, tidak  untuk  ditelan.
5.       Guttae  Nasalis
Tetes  hidung  adalah  obat  yang  digunakan  untuk  hidung  dengan  cara  meneteskan  obat  ke dalam  rongga  hidung, dapat  mengandung  zat  pensuspensi, pendapar  dan pengawet. Minyak  lemak  atau  minyak  mineral  tidak  boleh  digunakan  sebagai  cairan pembawa.
6.       Inhalation
Sediaan  yang  dimaksudkan  untuk  disedot  oleh  hidung  atau  mulut, atau  disemprotkan dalam  bentuk  kabut ke dalam  saluran  pernafasan. Tetesan  butiran  kabut  harus  seragam dan  sangat  halus  sehingga  dapat  mencapai  bronkhioli.
7.       Injectiones / Obat  suntik
Injeksi  adalah  sediaan  steril  berupa  larutan, emulsi  atau  suspensi  atau  serbuk  yang harus  dilarutkan  atau  disuspensikan  lebih  dahulu  sebelum  digunakan, yang  disuntikan dengan  cara  merobek  jaringan  ke dalam  kulit  atau  melalui  kulit  atau  selaput  lendir.
8.       Lavement /  Enema /  Clysma
Cairan  yang  pemakaiannya  per rectum / colon  yang  gunanya  untuk  membersihkan  atau menghasilkan  efek  terapi  setempat  atau  sistemik. Enema  yang  digunakan  untuk membersihkan  atau  penolong  pada  sembelit  atau pembersih  feces  sebelum  operasi, tidak  boleh  mengandung  zat  lendir.  Selain  untuk  membersihkan  enema  juga  berfungsi sebagai  karminativa,  emolient,  diagnostic,  sedativa,  anthelmintic  dan  lain-lain.
9.       Douche
Adalah  larutan  dalam  air  yang  dimaksudkan  dengan  suatu  alat  ke dalam  vagina,  baik untuk  pengobatan  maupun  untuk  membersihkan.  Karena  larutan  ini  mengandung bahan  obat  atau  antiseptik. Contoh : Betadin  Vagina  Douche.
10.   Epithema / Obat  kompres
Adalah  cairan  yang  dipakai  untuk  mendatangkan  rasa  dingin  pada  tempat-tempat  yang  sakit  dan  panas  karena  radang  atau  berdasarkan  sifat  perbedaan  tekanan osmose  digunakan  untuk  mngeringkan  luka  bernanah. Contoh : Rivanol.
11.    Litus  Oris
Oles  bibir  adalah  cairan  agak  kental  dan  pemakaiannya  secara  disapukan  dalam  mulut.  Contoh  larutan  10 % Borax  dalam  gliserin.
Keuntungan  dan  kekurangan  sediaan  larutan :
Keuntungan  sediaan  larutan ;
1.        Lebih  mudah  ditelan  disbanding bentuk  padat  sehingga  dapat  digunakan  untuk  bayi, anak-anak , dan  usia  lanjut .
2.        Segera  diabsorpsi  karena  sudah  berada  dalam  bentuk  larutan  ( tidak  mengalami  proses  disintegrasi  dan  pelarutan ).
3.        Obat  secara  homogen  terdistribusi  ke  seluruh  sediaan .
4.        Mengurangi  resiko  iritasi  pada  lambung  oleh  zat-zat  iritan  ( contoh : Aspirin, KCl ), karena  larutan  akan  segera  diencerkan  oleh  isi  lambung.
       Kekurangan  sediaan  larutan :
1.        Larutan  bersifat  voluminous,  sehingga  kurang  menyenangkan  untuk  diangkut  dan  dismpan.  Apabila  kemasan  rusak , keseluruhan  sediaan tidak  dapat  dipergunakan.
2.        Stabilitas  dalam  bentuk  larutan  biasanya  kurang  baik  dibandingkan  bentuk  sediaan  tablet  atau  kapsul,  terutama  jika  bahan  mudah  terhidrolisis.
3.        Larutan  merupakan  media  ideal  untuk  pertumbuhan  mikroorganisme, oleh  karena  itu  memerlukan  penambahan  pengawet.
4.        Ketetapan  dosis  tergantung  pada  kemampuan  pasien  untuk  menakar.
5.        Rasa  obat  yang  kurang  menyenangkan  akan  lebih  terasa  jika  diberikan  dalam  larutan  dibandingkan  dalam  bentuk  padat . Walaupun  demikian.  Larutan  dapat  diberi  pemanis  dan  perasa  agar  penggunaanya  lebih  nyaman .


Pertanyaan :
1.     Sebutkan Faktor faktor yang mempengaruhi kelarutan?
2.     Apa tujuan utama pemakaian larutan topikal?
3.     Sebutkan Jenis larutan topikal?
4.     Apa efek samping larutan topikal?
5.     Apa yang disebut dengan pensuspensi?
6.     Kenapa pada penyimpanan lotio ada pemisahan ?
    Jawaban:
1.     Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
1.      Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut
Memiliki pengertian bahwa molekul polar (zat terlarrut) larut dalam pelarut polar, sebaliknya molekul non polar (zat terlarut) akan larut dalam pelarut non polar.
2.      Co-solvency
Adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan dengan penambahan pelarut lain, atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air tetapi larut dalam campuran air + gliserin.
( Syamsuni, A. 2006)
2.     Tujuan Pemakaiannya:
1.     Larutan untuk mata:
a.     Collyrium (obat cuci mata): larutan steril dan jernih yang digunakan untuk mencuci mata. Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling lama 24 jam setelah tutupnya dibuka, sedangkan yang tidak mengandung zat pengawet dapat digunakan paling lama 7 hari setelah tutupnya dibuka.
b.     Guttae Ophthalmicae (obat tetes mata): sediaan steril, berupa larutan jernih atau suspensi, bebas partikel asing, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
2.     Larutan untuk telinga:
Solutio otic/guttae auriculares (obat tetes telinga): larutan yang mengandung atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispensi, untuk penggunaan telinga luar. Biasanya mengandung antibiotik, sulfonamida, anestetik lokal, peroksida (H2O2), fungisida, asam borat, NaCl, gliserin, dan propilen glikol.
3.     Larutan untuk hidung:
a.     Collunarium (obat cuci hidung): larutan yang digunakan untuk obat cuci hidung. Biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan rongga hidung.
b.     Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung): obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hdung, dapat mengandung zat pensuspensi, pemdapar, dan pengawet.
c.      Nebula/Inhalationes/Nose spray (obat semprot hidung): sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan (nose spray) dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan.
4.     Larutan untuk mulut:
a.     Collutorium (obat cuci mulut): larutan pekat dalam air yang mengandung deodoran, antiseptik, anestetik lokal, dan adstringensia yang digunakan untuk obat cuci mulut.
b.     Gargarisma/Gargle (obat kumur): sediaan berupa larutan, umumnya dalam larutan pekat yang harus diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegah atau pengobatan infeksi tenggorokan atau jalan napas.
c.      Litus oris (obat oles bibir): cairan agak kental yang pemakaiannya disapukan pada mulut.
d.     Guttae oris (obat tetes mulut): obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan sir untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan.
5.     Larutan parental:
Akan dibahas pada bagian injeksi.
6.     Larutan untuk rektal (anus):
Lavement/Clysma/Enema: cairan yang pemakaiannya melaui rektum dan kolon yang gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat sistemik.
7.     Larutan untuk vagina:
Douche: larutan air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun pembersihan.
8.     Larutan oral:
a.     Sirop: larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Selain gula dan sukrosa lain, pada larutan oral dapat ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat zat pembawa lainnya. Umumnya ditambahkan juga zat antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi.
-        Sirop simpleks: mengandung 65% gula dalam larutan nipagin (pengawet_ 0,25% b/v.
-        Sirop obat: mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
-        Sirop pewangi: tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain.
b.     Eliksir: larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol.
c.      Netralisasi: obat minum yang dibuat dengan mencamourkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.
d.     Saturatio: obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan menjadi jenuh dengan gas.
e.     Potio effervescent: saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh.
f.       Guttae: sediaan cair berupa larutan, emulsi, suspensi yang jika tidak dikatakan lain, dimaksudkan untuk obat dalam. Di perdagangan dikenal dengan istilah pediatric drops.
9.     Larutan topikal:
a.     Ephithema (obat kompres): cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau sifat perbedaan tekanan osmosis yang digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
b.     Lotio (obat gosok): sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.

3.     – Collutorium
-        Collunarium
-        Gargarisma
-        Litus Oris
-        Guttae Oris
-        Guttae Nasales
-        Guttae Auriculares
-        Inhalationes
-        Injectiones
-        Lavement
-        Douche
-        Ephitema
4.     Efek samping larutan topikal tergantung pada jenis sediaan topikalnya misalnya
a.     Collutorium : dapat merusak selaput lendir pada mulut dan kerongkongan
b.     Collunarium : mendatangkan rasa perih pada mukosa dll
5.     Pensuspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
6.     Karena berbentuk suspense bahan padat dalam bentuk halus dengan bahn pensuspensi yang cocok atau tipe emulsi minyak dalam air (M/A) dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet, dan zat pewangi yang cocok.
 

·      Pengertian
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut terdiri dari gigi dan lidah.
·      Jenis Larutan Mulut
o   Gargarisma
Gargarisma / obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.
o   Guttae Oris
Tetes mulut adalah Obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.
o   Collutorium (obat cuci mulut): larutan pekat dalam air yang mengandung deodoran, antiseptik, anestetik lokal, dan adstringensia yang digunakan untuk obat cuci mulut.
o   Litus oris (obat oles bibir): cairan agak kental yang pemakaiannya disapukan pada mulut.
o   Gargle (Obat Kumur)
            Gargle adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan digunakan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorok.
            Tujuan utama penggunaan gargle adalah dimaksudkan agar obat yang terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak dimaksudkan agar obat itu menjadi pelindung selaput lendir. Karena itu, obat berupa minyak yang memerlukan zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai untuk dijadikan obat kumur.
            Adapun sediaan gargle di pasaran antara lain :
1)      Betadin gargle
2)      Weleda (Medicinal gargle)
3)      Listerin
o   Mouthwashes
            Mouthwashes adalah sediaan berupa larutan, digunakan sebagai pencuci mulut atau secara gonoral. Mouthwashes merupakan produk yang digunakan untuk kebersihan mulut. Antiseptik dan anti-plak berkumur mulut selain untuk membunuh bakteri plak menyebabkan mati tulang, radang gusi, dan nafas buruk. Anti-rongga mulut berkumur menggunakan fluor untuk melindungi terhadap kerusakan gigi. Namun, secara umum sepakat bahwa penggunaan obat kumur tidak menghilangkan kebutuhan untuk kedua penyikatan dan flossing.
            Adapun sediaan Mouthwashes di pasaran antara lain :
1)      Preparat Kalium Bikarbonat               5) Cepacol
2)      Eukaliptol                                            6) Plax Rosun
3)      Plax Fresh                                            7) Tom’s (Natural Cleansing)
4)      Viadent                                               8) Scope
·       Efek Samping
o   Dapat menyebabkan rasa perih , merusak selaput lendir pada mulut dan kerongkongan dll

·      Cara penggunaan / Tujuan Penggunaan
- Tetes yang digunakan di mulut biasanya untuk anak-anak (vitamin, berkhasiat obat seperti obat
   penurun panas)
- Untuk dewasa biasanya digunakan untuk mencuci mulut dsb.
·        Keuntungan dan Kerugian Larutan Mulut
Keuntungan:
1.     Merupakan campuran homogen
2.     Dosis dapat diubah-ibah dalam pembuatan
3.     Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan
4.     Kerja awal lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi
5.     Mudah diberi pemanis, bau-bauan, dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
6.     Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
Kerugian:
1.     Volume bentuk larutan lebih besar
2.     Ada obat yang tisak stabil dalam larutan
3.     Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan